Oleh : Imam Syafei,S.Pd,M.Pd sebagai Alumni Golkar Institute YPL 08/Caleg Golkar Nomor 1 Dapil 3 Kabupaten Bandung.
Beritaseindonesia.id – Artikel : Setiap tanggal 10 November kita memperingati Hari Pahlawan. Perjuangan melawan tentara sekutu yang dipimpin oleh Bung Tomo sudah seharusnya diperingati sebagai pengingat bagi generasi bangsa akan pengorbanan para pahlawan. Para pahlawan telah berjuang dengan penuh keberanian untuk mengejar cita-cita bangsa, yaitu Indonesia yang merdeka dan maju.
Para pahlawan telah membuktikan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia dapat diraih dengan semangat yang membara, ikhlas dan pantang menyerah. Modal inilah yang memompa mereka untuk terus berjuang demi kemerdekaan negeri tercinta ini.
Tentu, semangat itulah yang patut diteladani oleh generasi muda di era sekarang. Generasi muda yang hidup di era perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi perlu mencontoh semangat para pahlawan sebagai modal penting dalam mengisi kemerdekaan. Tanpa semangat juang dan rela berkorban, sangat mustahil bangsa ini akan naik level menjadi negara maju.
Guru sebagai Pahlawan
Di era digital sekarang ini, perjuangan para pahlawan tidak sekadar menjadi teladan bagi generasi muda, melainkan juga bagi guru. Guru sebagai pendidik harus memiliki semangat juang untuk mencerdaskan generasi bangsa agar menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak mulia. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru memang tidak bertempur di medan perang layaknya para pejuang dulu, tetapi guru adalah mereka yang memiliki pengorbanan dan perjuangan dalam pendidikan.
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Tugas guru tidak berhenti saat jam pelajaran selesai saja. Saat diluar jam itu pun mereka tetap mempunyai tugas. Dari mempersiapkan materi untuk esok hari, mengecek puluhan hingga ratusan tugas siswa, hingga harus memikirkan cara-cara efektif dalam mengajar agar bisa menyesuaikan dengan keragaman karakter siswa.
Tugas guru juga tidak sekadar mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Seorang guru juga memiliki tugas mengajarkan ilmu budi pekerti yang luhur agar siswa-siswanya kelak memiliki akhlak yang mulia. Penanaman akhlak sejak dini bagi peserta didik menjadi sangat penting dan mendesak mengingat dampak buruk teknologi terus mengintai generasi milenial.
Oleh karena itu, modal semangat juang, ikhlas dan pantang menyerah yang ditunjukkan oleh para pahlawan harus dapat diimplementasikan oleh guru zaman now. Di dalam lingkungan pendidikan, semangat tersebut dapat dilakukan oleh guru untuk meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk mendidik para siswa di era yang penuh dengan berbagai tantangan.
Selain itu, sikap rela berkorban dan semangat juang juga harus ditunjukkan di lingkungan masyarakat. Sudah jamak diketahui bahwa di luar sana masoih banyak anak yang putus sekolah akibat keterbatasan ekonomi sehingga menyebabkan mereka bekerja ala kadarnya demi menyambung hidup.
Seorang guru yang peduli terhadap masa depan mereka harus bergerak dan mengajaknya untuk kembali ke sekolah. Jika tidak memungkinkan bisa diarahkan untuk mengukuti pendidikan kesetaraan atau kejar paket. Jika upaya-upaya ini berhasil dilakukan, maka kita yakin bahwa akan banyak anak-anak Indonesia yang terselamatkan dari kebodohan, kemiskinan dan pengangguran.
Dengan demikian, Hari Pahlawan kali ini harus menjadi momentum guru untuk terus mendidik generasi bangsa dengan semangat juang dan rela berkorban sebagaimana telah dicontohkan para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan.